http://s3images.coroflot.com/user_files/individual_files/original_273609_FYcx3RNiyRSTu5MXdSsP8t4cL.jpghttp://www.bustler.net/images/news2/islington_housing_design_competition_1.jpghttp://www.glassonweb.com/UserFiles/Isover(1).jpg

slide 1

Desain 1

slide 2

Desain 2

slide 3

Desain 3

slide 4

Desain 4

slide 5

Desain 5.

Kamis, 09 Juli 2015

STRUKTUR KONSTRUKSI DAN SISTEM BANGUNAN

Di mata kuliah SKSB 2, mahsiswa di beri tugas untuk membuat rMAH 2 lantai. Mahasiswa diharap dapat menggambarkan struktur konstruksi rumah 2 lantai dari bagian bawah sampai bagian atas

Saya sedikit memberi gambaran tentang bagian-bagian yang kami kerjakan di tugas besar SKSB 2.






Komputer Grafis

Dalam mata kuliah komputer grafis , mahasiswa dituntut untuk menguasai aplikasi yang berhubungan dengan pendesaian khususnya Arsitektur. Pada semester 2 ini, semester pertama untuk mempelajari bagaimana cara membuat denah di software Autocad.


Dari denah yang telah saya buat, di buat lagi dengan autocad . Dengan berbagai aturan pembuatan yang ditentukan.








Link Downloadnya ada di Sini : https://drive.google.com/open?id=0B0NBO3VTjrffOWdLUnJrNU9uTjQ

ARSITEKTUR VERNAKULAR


Joglo Kudus


Rumah adat Kudus atau Joglo Pencu disebut juga Joglo Kudus adalah Rumah tradisional asal Kudus salah satu rumah tradisional yang mencerminkan perpaduan akulturasi kebudayaan masyarakat Kudus.



Ciri khas
Rumah Adat Kudus memiliki atap genteng yang disebut “Atap Pencu”, dengan bangunan yang didominasi seni ukir empat dimensi (4D) khas kabupaten Kudus yang merupakan perpaduan gaya dari budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa) dan Eropa (Belanda). Rumah ini diperkirakan mulai dibangun sekitar tahun 1500-an Masehi dengan 95% kayu Jati asli. Joglo Kudus mirip dengan Joglo Jepara tetapi perbedaan[2] yang paling kelihatan adalah bagian pintunya, Joglo Kudus hanya memiliki 1 pintu sedangkan Joglo Jepara memiliki 3 pintu.


Tata Ruangan

Joglo Pencu memiliki 4 (empat) tiang penyangga dan 1 (satu) tiang besar yang dinamakan soko geder yang melambangkan bahwa Allah SWT bersifat Esa. rumah adat Kudus Joglo Pencu memiliki 3 bagian[3] ruangan yang disebut Jogo Satru, Gedongan, dan Pawon.
Jogo Satru

adalah nama untuk bagian depan dari rumah tersebut. Secara makna kata Jogo Satru bisa diterjemahkan jogo artinya menjaga dan Satru artinya musuh. Namun untuk sehari-hari Ruangan ini sering digunakan sebagai tempat menerima tamu yang berkunjung.
Gedongan

adalah bagian ruang keluarga. Ruangan ini biasa digunakan untuk tempat tidur kepala keluarga.
Pawon

Untuk Pawon sendiri letaknya berada pada bagian samping. biasa digunakan untuk masak, belajar dan melihat televisi. “Untuk halaman depan rumah, terdapat sumur pada sebelah kiri yang dinamakan Pakiwan





Filosofi
Keunikan dan keistimewaan Rumah Adat Kudus (Joglo Kudus) tidak hanya terletak pada keindahan arsitekturnya yang didominasi dengan seni ukir sederhana, tetapi juga pada kelengkapan komponen-komponen pembentuknya yang memiliki makna filosofis berbeda-beda.
Pertama, bentuk dan motif ukirannya mengikuti pola kala (binatang sejenis laba-laba berkaki banyak), gajah penunggu, rangkaian bunga melati (sekar rinonce), motif ular naga, buah nanas (sarang lebah), motif burung phoenix, dan lain-lain.
Kedua, tata ruang rumah adat yang memiliki jogo satru/ruang tamu dengan soko geder-nya/tiang tunggal sebagai simbol bahwa Allah SWT bersifat Esa/Tunggal.
Ketiga, gedhongan dan senthong/ruang keluarga yang ditopang empat buah soko guru/tiang penyangga. Keempat tiang tersebut adalah simbol yang memberi petunjuk bagi penghuni rumah supaya mampu menyangga kehidupannya sehari-hari dg mengendalikan 4 sifat manusia: amarah, lawwamah, shofiyah, dan mutmainnah.
Keempat, pawon/dapur di bagian paling belakang bangunan rumah.
Kelima, pakiwan (kamar mandi) sebagai simbol agar manusia selalu membersihkan diri baik fisik maupun rohani.
Keenam, tanaman di sekeliling pakiwan, antara lain: pohon belimbing, yang melambangkan lima rukun Islam; pandan wangi, sebagai simbol rejeki yang harum/halal dan baik bunga melati, yang melambangkan keharuman, perilaku yang baik dan budi pekerti luhur, serta kesucian, bersambung ke hal berikutnya.

Mulai Dilupakan
Seiring dengan perkembangan masyarakat, keberadaan rumah adat Kudus sendiri sebagai penentu tingkat perekonomian seseorang. Tidak dapat dipungkiri untuk pengrajin yang membuat rumah adat ini mematok harga yang sangat mahal, sehingga hanya sebagian kecil masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah ke atas yang bisa membelinya.

Sedangkan kelemahan budaya lokal adalah kurangnya sumber informasi yang dibukukan, sehingga tidak ada sumber yang bisa dijadikan acuan atau referensi dalam pengenalan budaya lokal tersebut. Dibutuhkan sebuah kajian, jika ada yang tahu sepenggal dan memberanikan diri untuk menulis dan tanpa ada sumber yang jelas adalah kesalahan.

P-House



Seperti etalase, rumah bambu milik keluarga Pradono di Desa Tetep Wates Argomulyo, Salatiga Jawa Tengah itu terkesan transparan dan unik. Dari pelataran, seluruh ruangan di bagian dalam rumah terlihat furniturnya. Dari luar tampak jelas bahwa rumah itu memiliki lima atap yang menyerupai gunung. Ternyata, itu melambangkan lima gunung yang mengelilingi Salatiga, yaitu Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Andong, Gunung Ungaran, dan Gunung Telomoyo. Gunung-gunung ini diinterpretasikan secara bebas dalam ruangan-ruangan. Atap yang menyerupai gunung-gunung ini, di puncaknya, digunakan sebagai masukan cahaya alami siang hari.





















Konsep bangunan ini ialah mencoba membawa memori masa kecil keluarga dengan keterbukaan dan ruang bersama. Kamar mandi utama adalah ruang sosial di mana masih dapat berinteraksi dengan area yang lain.
















Ruangan-ruangan lainnya dihubungkan dengan ‘liquid spaces‘ yaitu dapur, lounge, pantry, ruang makan, dan ruang keluarga yang seluruhnya terbuka. Satu sisi bangunan ini dibuat setransparan mungkin terhadap taman






































Penasaran? Ingin berkunjung? Silakan langsung ke RT 03 / RW 06 tetep wates, Kelurahan Kumpul Rejo, Kecamatan Argomulyo, Salatiga, Jawa Tengah.




sumber: http://rooang.com/2015/04/open-p-house-rumah-tanpa-batas-oleh-budi-pradono/















Arsitektur Ramah Lingkungan



Green architecture yang dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan adalah praktek membuat struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh bangunan, mulai dari tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi. Green architecture didefinisikan sebagai sebuah istilah yang menggambarkan tentang ekonomi, hemat energi, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi pembangunan berkesinambungan. Tujuan umumnya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak keseluruhan dari lingkungan yang dibangun pada kesehatan manusia dan lingkungan alam oleh:
Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lain
Kesehatan penghuni Melindungi dan meningkatkan produktivitas karyawan
Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan

Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building didorong menjadi tren dunia, bangunan ramah lingkungan ini mempunyai kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Dalam pemanasan global, hal yang perlu diperhatikan adalah dengan penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan. Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.

Bentuk design bangunan yang baik dan ramah lingkungan adalah bangunan yang memperhatikan lingkungan sekitarnya seperti membuat taman di lingkungan rumah dan gedung selain itu kurangi jumlah penggunaan kaca pada rumah atau bangunan gedung kantor. Untuk desain interior, menggunakan interior yang ramah lingkungan dan mengurangi pengunaan listrik yang sangat berlebihan, selain itu gunakan bahan bahan seperti kayu, dan kurangin penggunaan kaca dan lampu atau interior lainnya yang menggandung bahan kaca. Sedangkan pada desain eksteriornya, dengan menghindari penggunaan bahan bangunan yang berbahaya dan diganti dengan yang ramah lingkungan, dengan memperbanyak taman hijau dan taman yang memang di butuhkan untuk mengatur keseimbang lingkungan sekitar. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).

Pemilihan material yang ramah lingkungan dapat dijabarkan menjadi dua hal yakni dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, pemilihan bahan sebaiknya menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan dengan alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu, batu alam ataupun bahan bangunan yang mengandung racun seperti asbeston. Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya menggunakan lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi listrik, semen instan yang praktis dan efisien, atau pun memilih keran yang memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume tertentu. Dan berikut ini merupakan salah satu contoh bangunan yang ramah lingkungan :

Contoh Bangunan : Perpustakaan UI yang Ramah Lingkungan



analisa site perpustakaan

Lokasi : Universitas Indonesia

Luas bangunan : 30.000 m2 atau 3Ha

Jumlah lantai : 8 lantai

Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun pada tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, yang dirancang berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan menambah keindahan bagi perpustakaan tersebut sehingga akan tercipta suasana yang lebih nyaman. Bangunan perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini, mempunyai konsep sustanable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air dan kertas.

Perpustakaan ini mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang perhari. Koleksi buku di dalamnya akan menampung 3-5 juta judul buku. Sistem IT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.

Konstruksi
Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan melalui beberapa skylight.
Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang menjulang hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong yang disiapkan sebagai ruang utama perpustakaan UI.
Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang berguna sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15 persen.
Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan.
Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal.
Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.
Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).
Terdiri delapan lantai,
Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri toko buku, toko cenderamata, ruang internet, serta ruang musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.
Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis.
Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.
Gedung akan menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.
Keunikan yang lain, nanti akan terdapat berbagai huruf aksara dari seluruh dunia yang akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding.

Finishing Bahan Bangunan
Interior menggunakan batu paliman palemo.
Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam andesit.

Bahan bangunan dari batuan ini (batu alam andesit untuk eksterior dan batu paliman palemo untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan, teduh.

Namun pembangunan perpustakaan yang berada di area 3 hektar ini memakan biaya yang cukup besar. Tetapi walaupun dari kerugian biaya yang dikeluarkan cukup besar, namun dapat memberikan dampak atau pengaruh baik yang cukup besar pula pada lingkungan, karena biaya yang dikeluarkan hanya dalam proses pembangunan saja, tidak untuk perawatan bangunan setelah selesai, karena dampak atau keuntungan yang diperoleh sangat banyak, seperti tidak memerlukan lagi pendingin buatan (ac atau kipas angin) dan cahaya penerangan yang cukup, serta keuntungan-keuntungan lainnya.

Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain building interior, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan. Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari.



Sumber:

http://blogarsitektur.blogspot.com/2010/10/solusi-bangunan-ramah-lingkungan.html

http://rumahpengetahuan.web.id/universitas-indonesia-bangun-perpustakaan-raksasa-yang-ramah-lingkungan/

Jumat, 15 Mei 2015

Green Arsitektur


Green arsitektur ialah ”sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal".



Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Green architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang.



Dalam jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup.

PRINSIP-PRINSIP GREEN ARCHITECTURE :

1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).

2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.

3. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang / penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.

4. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).

5. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.

6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.



Sifat – sifat pada bangunan berkonsep green architecture.

Green architecture (arsitekture hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis.Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site.
Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat.

Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).



A.Sustainable ( Berkelanjutan ).

Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.

B. Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.

C. High performance building.



Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building”. Mengapa pada bangunan green architecture harus mempunyai sifat ini?. Salah satu fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam ( Enrgy of nature ) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High technology performance ). Contohnya :

1). Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.

2.) Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksi – konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep green architecture.



4. Faktor-faktor lain

Faktor-faktor yang mendukung sebuah rumah menjadi rumah ramah lingkungan antara lain:

1. Rangka atap baja ringan

Penggunaan baja ringan ini sebagai jawaban atas semakin menipisnya jumlah kayu hutan kita. Baja ringan lebih efektif dalam aplikasi atap. Pengerjaannya lebih efisien dalam waktu, dan lebih presisi karena buatan pabrik.

2. kusen, daun jendela, pintu menggunakan alumunium/ PVC/ UPVC

3. Plafond menggunakan gypsum dan rangka besi hollow

4. Atap tinggi

Hal ini bermanfaat untuk sirkulasi udara yang berada di dalam rumah.

5. Tritisan lebar

6. Banyak bukaan

7. Plafond tinggi

8. Kanopi tiap jendela

9. Luas bangunan sebaiknya tidak lebih dari 60% luas lahan



Salah satu bangunan yang menerapkan konsep Green Arsitektur adalah Zero House



Zero House adalah sebuah rumah yang canggih dan ramah lingkungan.
Zero House dapat dibangun di daerah yang biasanya tidak memungkinkan untuk dibangun sebuah rumah (tanah yang kurang keras untuk dibangun sebuah konstruksi). Dan bahkan di daerah yang tidak ada listrik dan air sekalipun.



Zero House adalah sebuah rumah yang canggih dan ramah lingkungan.
Zero House dapat dibangun di daerah yang biasanya tidak memungkinkan untuk dibangun sebuah rumah (tanah yang kurang keras untuk dibangun sebuah konstruksi). Dan bahkan di daerah yang tidak ada listrik dan air sekalipun.








Langkah Tahapan Perancangan SPA 2 Arsitektur.

1. Konsep Desain
2. Analisa Site
3. Program Ruang
4. Zoning
5. Pendekatan
6. Desain
                            















Kamis, 07 Mei 2015

Frank Owen Gehry



Frank O. Gehry Dilahirkan di tengah keluarga Yahudi di Toronto, Ontario, nama kecilnya adalah Frank Goldberg. Sewaktu kecil, ia diajak neneknya membangun kota-kota kecil dari potongan-potongan kayu bekas. Neneknya yang bernama Caplan, sangat memengaruhi pembentukan pribadinya. Kebiasaan neneknya sering diamatinya. Setiap hari Kamis, neneknya memasukkan ikan emas hidup ke dalam bak mandi yang penuh berisi air sebelum dimasak menjadi gefilte fish. Gerakan dan bentuk-bentuk ikan sangat senang diperhatikannya, dan nantinya sering menjadi tema desain yang dibuatnya.

Pada tahun 1947, Frank pindah ke California, bekerja sebagai sopir truk barang sambil kuliah di Los Angeles City College, dan akhirnya lulus dari Sekolah Arsitektur Universitas Southern California

Setelah lulus pada tahun 1954, Frank tidak langsung bekerja di bidang arsitektur, melainkan bekerja di sejumlah tempat yang tidak ada kaitannya dengan arsitektur, termasuk menjadi anggota militer Amerika Serikat. Frank sempat belajar tata kota di Harvard Graduate School of Design, namun berhenti sebelum lulus. Setelah itu, Frank menikah dengan Anita Snyder, dan mengganti namanya dari Frank Goldberg menjadi Frank Gehry. Setelah bercerai dengan Snyder pada tahun 1960-an, Gehry menikah dengan Berta, istrinya yang sekarang. Dari perkawinan pertamanya, Gehry mendapat dua orang anak perempuan, sedangkan dua orang anak laki-laki didapatnya dari perkawinan kedua.

Sebagai orang yang dibesarkan di Kanada, Gehry adalah penggemar berat olahraga hoki hingga sampai mendirikan liga hoki di kantornya. Piala Kejuaraan Dunia Hoki merupakan hasil desainnya pada tahun 2004.



Karya

Guggenheim Museum Bilbao merupakanmuseum dan seni modern kontemporer. Museum ini dirancang oleh arsitek Kanada-Amerika yaituFrank Gehry, dibangun oleh Ferrovial dan terletak di Bilbao, Basque Country, Spanyol.

Guggenheim Museum Bilbao dibangun di sepanjang Sungai Nervion.Dan merupakan salah satu dari beberapa museum milik Solomon R. Guggenheim Foundation. Hal yang sangat mengagumkan dari Guggenheim Museum ini yaitu desainnya yang bergaya karya arsitektur kontemporer. Museum yang berada di Spanyol tersebut memiliki pameran tetap dan mengunjungi karya-karya seniman Spanyol dan internasional.




Guggenheim Museum ini merupakan pengembangan dari Guggenheim Museum New York (sebagai pusatnya), dan disayembarakan secara kilat dan terbatas. Mengundang tiga arsitek ternama dunia, yaitu Coop Himmelblau, arsitek Jerman yang mewakili benua Eropa, arsitek Jepang Arata Izosaki yang mewakili Asia, dan Frank O' Gehry sendiri yang mewakili Amerika. Hasil sayembara dimenangkan oleh Gehry dengan rancangannya yang sangat ekstrem, berkesan tidak serius alias main-main.

Penunjukan Gehry sebagai arsitek yang menangani proyek prestisius ini tidak terlepas dari perdebatan yang kontroversial. Pemilihan Gehry dianggap mengandung muatan politis. Namun Gehry seperti tidak ambil peduli dan mempersiapkan proyek ini sangat serius dan penuh semangat,dengan menghabiskan ribuan maket dan aneka perubahan selama proses berlangsung. Maklum ini adalah proyek prestisius yang sangat ditunggu-tunggu, baik oleh masyarakat Bilbao maupun Gehry sendiri. Akhirnya pada bulan Oktober 1997 proyek raksasa ini diresmikan.

Guggenheim selesai dibangun tahun 1980. Bangunan ini menjadi arsitektur yang merupakan momen tunggal dalam budaya arsitektur karena berupa arsitektur langka. Museum ini adalah bangunan paling sering disebut sebagai karya yang menakjubkan tak hanya di Spanyol tetapi juga di tingkat internasional. Hal tersebut berdasarkan survey di kalangan ahli arsitektur di tahun 2010.


Pemandangan paling spektakuler adalah didalam atrium setinggi 55 m yang tersusun dari kepingan- kepingan dinding masif dan transparan yang meliuk-liuk dan menciptakan ruang yang yang sangat plastis dan sculptural. Dari atrium ini kita juga bisa menuju ruang luar yang menghadap sungai dan kota tua Bilbao sengan bukaan kaca berukuran besar yang dilengkapi kanopi berkolom tunggal dan menjorok ke arah sungai.



Yang mencolok dari bangunan ini adalah, elemen penutup yang menyelimuti hampir seluruh bangunan ternyata bukan dari pelat besi atau aluminium seperti pada karya-karya Gehry sebelumnya, melainkan terdiri dari lapisan bahan metal yang sangat kuat dan tahan ratusan tahun, yaitu titanium, yang biasanya digunakan untuk membuat pesawat terbang.

Guggenheim Museum merupakan puncak karya Gehry yang merupakan perjalanan panjang kariernya yang tidak selamanya berhasil dan diterima oleh masyarakat.